Cerita Gadis Amerika si Pecinta Buah Durian -->

IKLAN RENPONSIF

-

Cerita Gadis Amerika si Pecinta Buah Durian

Durian Lover
Tuesday 19 February 2019

Saya bertemu Lindsay pertama kali di Jepara. Gadis bermata biru dari USA nampak sangat gelisah. Di temaram lampu kota raut mukanya gundah sesekali ia menggaruk rambut blondenya.

“Man, kenapa ibu itu jual durian mahal sekali. 200 ribu perbutir dengan kualitas seperti itu.ah tidak” kata dia sambil menggelengkan kepala. kecewa.


Lindsay terlihat letih, perjalan panjang dari Trenggalek ke Jepara membuat rambutnya dan pakainnya kusut berantakan. Sudah 5 hari ia bersama teman teman berburu durian di pulau Jawa. Ia sengaja mengejar saya karena tahu saya lagi hunting durian di Jepara.

Orang bule memang sering jadi incaran empuk pedagang durian usil. Tak bisa juga disalahkan juga pedagangnya. Ia mungkin menganggap Lindsay membawa setumpuk dollar.

Dengan ramah saya coba dekati ibu ibu penjual durian. Dengan pendekatan bahasa” kromo inggil” akhirnya mbok mbok penjual durian mau melepas durianya dengan harga 50 ribu perbuah.

Namun masalahnya belum selesai, saya harus bersikap lebih sopan dan bersabar dengan kualitas durian yang dibuka oleh mbok penjualnya. Satu persatu dibuka tak ada yang manis. Sudah 3 dibuka Lindsay masih menggeleng. Drama pedagang pun terjadi. Sekarang pedagangnya yang misah misuh . “Wadaaw. Mumet ndasku rek”

Dengan setengah berbisik dan tidak mau mengecewakan lindsay, saya pun mulai merayu mbok penjualnya.
“ Mbok sing pun dibuka tigo wau mengken kulo bayar . Setunggal malih nggih, sing paling apik . Sing nembe tibo nggih mbah” kata saya merajuk

Simbok seperti habis dicium suaminya. “Bregas” langsung kembali mencari yang terbaik.
“Niki ngih mas”
Sambil membawa durian yang kelihatan lebih fresh dari aromanya saya tahu ini terbaik.
“Ngih mbok” kata saya
Kalau diikuti standar Lindsay dibuka semua pasti gak ada yang cocok. 7 tahun keliling Asia Tenggara mencari durian terbaik pasti punya standar tinggi. Tapi saya tahu kunciannya. Durian fresh yang jatuh tadi pagi mau apapun rasanya asal ndak asem pasti dia doyan.

“Ini bagus kata dia”...mata birunya kembali berbinar. Lega sekali hati saya.
Membeli durian di pinggir jalan memang menjadi momok bukan hanya buat dia tapi semua penggila durian. Di indonesia mah sudah biasa di phpin pedagang durian. itu lumrah.hehe

“Jepara sebenarnya salah satu daerah penghasil durian terbaik di Jawa tengah. Tapi ada tapinya. Anda harus tau dimana mencarinya” kata saya ke Lindsay

“2 hari ini saya baru selesai hunting di Jepara kualitas bagus banget. Nanti saya kenalkan teman satu kimunitas durian traveler namanya Mas Isnul Abdi” kata Saya

“Siapa mas Isnul” kata Lindsay dengan logat inggris US yang khas.

“Isnul pecinta durian. Dia punya data durian bagus di Jepara . Besuk kamu hunting sama dia yah” kata saya sambil membayar durian.

“Ok aku mau stay 2 hari hunting di jepara. Kata dia.

Setelah menghubungi mas Isnul dan nitip Lindsay saya pamit mengejar kereta pulang ke Jakarta. Saya sudah “lego” Lindsay berada di tangan orang yang tepat.

2 hari berlalu tak ada kabar tiba tiba dia WA saya.

“Durian Jepara bagus yah..so thanks u..kita puas berkeliling menikmati durian Jepara..we are all happy..kata dia dengn motion gambar senyuman ditambah gambar love love.
“Nanti kita hunting bareng Penang i will show the best durian in Penang”

Begitulah cerita 2 tahun yang lalu saya bertemu Lindsay. Setelah itu kami seperti keluarga. Kami Hunting bareng Di Pulau Penang dan Di Raub hingga Cameron Hill di Malaysia bersama sama komunitas durian Traveler Indonesia. Setiap Kembali hunting ke Indonesiapun saya selalu dimintai saran ke siapa dan kemana dia harus hunting.

Harapn saya besar, Lindsay lebih membuka mata dengan kualitas durian di Indonesia. Kalau dia ke Indonesia beli durian di pinggir jalan terus pasti dia akan mengasumsikan orang Indonesia suka durian yang sudah terlalu matang dan tidak fresh. Terimakasih teman-teman Komunitas durian Traveler di pulau Jawa yang tahu lalu membantu Lindsay berburu durian terbaik . Mas Insul di Jepara. Mas Sigit Rahadi di Solo. mas Yudi di Purworejo, Mas Tongat dan Siamin di Banyumas dan mas Wenas di Trenggalek dan yang lain lain mungkin saya lupa menyebutnya. Kalian memang duta durian Indonesia kalian membuka mata Lindsay dan Dunia bahwa kita punya durian yang bisa di sejajarkan dengan durian durian di Asia Tenggara.

Dan yang penting.
Lindsay bisa menulis perjalananya berburu durian di pulau Jawa dengan bahagia. Karena tulisan Lindsay adalah pegangan penggila durian di seluruh Dunia
Jakarta pagi Ini
April 2019
Sigit Purwanto
Durian Traveler

IKLAN 336x280

-