Jenis Durian Montong -->

IKLAN RENPONSIF

-

Jenis Durian Montong

Durian Lover
Thursday 20 February 2020

Durian Montong
Durian satu ini adalah jenis durian yang paling terkenal di Indonesia. Bahkan untuk satu biji dengan balutan daging di atasnya saja, dijual dengan harga yang cukup mahal jika dikurskan dalam Rupiah. Buah asli Indonesia ini memiliki ciri khas dagingnya yang cukup besar dengan rasa manis dan juga beraroma harum ketika dibuka.

Jenis Durian Montong

Durian Montong [image source]
Selain itu, ciri khas lainnya adalah bentuknya tidak bulat penuh, melainkan sedikit lonjong dengan tidak beraturan. Jika sudah siap petik, Durian Montong dapat memiliki berat kurang lebih 13 kilogram.

Durian Montong Berasal Dari Jawa Tengah
Durian Montong memang salah satu kultivar buah durian yang dikembangkan di Thailand. Namun tahukah Anda, jika sebenarnya plasma nutfah (bibit asli) Durian Montong berasal dari Jawa Tengah, Indonesia?

Hal itu disampaikan Pelaksana Harian Dirjen dan juga Sekretaris Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Yasid Taufik saat ditemui di kantornya, Ragunan, Jakarta kepada Detik Finance (24/5/2013).

“Durian itu plasma nutfahnya (bibit asli) dari Indonesia, dibawa negara-negara lain dan dikembangkan bibitnya, jadilah ada yang durian Monthong, ada durian Chennai,” ucap Yasid.

Akibat promosi yang sangat bagus, kata Yasid, orang saat ini lebih tahu durian Monthong ketimbang durian Petruk, durian Medan, atau jenis durian lainnya di Indonesia.

“Kalau durian Monthong dipikiran orang sudah pasti tebal, manis. Kalau durian lokal orang masih menerka apa dagingnya tebal, manis atau tipis,” ucapnya.

Namun sebenarnya Indonesia memiliki jenis durian yang sangat banyak. Penanganan perkebunan durian yang masih sangat tradisional menyebabkan promosi yang kurang, sehingga pamornya kalah dengan durian Monthong.

Kendala Infrastruktur Dan Perijinan
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo), Khafid Sirotudin mengungkapkan, kondisi ini terjadi karena Indonesia kalah dalam pengembangan skala produksi (detik finance 13/4/2016)

“Durian Montong Thailand itu kan punya kita. Tapi kita nggak kembangkan dalam skala perkebunan rakyat atau kawasan perkebunan khusus. Sama Thailand dibuat perkebunan khusus durian sampai ribuan hektar dalam satu kawasan,” jelas Khafid pada detikFinance, Rabu (13/4/2016).

“Belum ada satu pun kawasan khusus perkebunan rakyat untuk produksi buah tropis dengan skala luas. Kalau mau ekspor harus punya kawasan khusus misalkan 10.000 hektar khusus untuk petani, misalkan untuk durian. Penanganan hamanya terpadu, bibitnya, terintegrasi dengan packing dan pengiriman, dan sebagainya,” tambahnya.

Khafid mengungkapkan, tak adanya kawasan pengembangan buah petani, membuat eksportir kesulitan mencari buah dengan standar kualitas untuk diekspor. Selain itu, infrastruktur dan perizinan juga membuat eksportir buah negara tetangga lebih diuntungkan.

“Selain tak punya kawasan perkebunan khusus, juga infrastruktur kita kan jelas masih kalah. Kemudian soal perizinan kita mau ekspor sudah mumet dulu, harus lewat bea cukai, karantina, dan sebagainya. Memang satu atap tapi pintunya banyak. Kalau negara tetangga, satu izin satu dokumen,” jelas Khafid.

Hal itu membuat harga buah-buahan asal Indonesia lebih tinggi dibandingkan buah-buahan tropis yang diekspor negara-negara tetangga.

“Kaya mangga saja, karena kita sedikit-sedikit ekspornya ke Timur Tengah, sudah dihajar sama mangga Malaysia di sana. Karena, mereka juga punya kawasan khusus perkebunan mangga, seperti kawasan perkebunan durian Montong punya Thailand,” tuturnya.

IKLAN 336x280

-